Minggu, 22 Januari 2017

proposal penerepan metode problem solving

PENGARUH PENERAPAN METODE PROBLEM  SOLVING TERHADAP  HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII SMP

1.Pendahuluan
1.1 latar belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan senantiasa berkenaan dengan manusia sebagai upaya sadar untuk membina dan mengembangkan kemampuan dasar manusia seoptimal mungkin.             
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang sampai saat ini telah mencapai banyak kemajuan dalam berbagai bidang melalui tahapan-tahapan pembangunan. Pemerintah dan bangsa Indonesia telah berjuang untuk mencapai tujuan pembangunan yaitu masyarakat adil dan makmur material dan spiritual.
Berlakunya kebijakan pemerintah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang  Sistem Pendidikan  Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 25  Tahun 2000 dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dinyatakan bahwa kewenangan pusat adalah penetapan standar kompetensi peserta didik dan wajib belajar serta pengaturan kurikulum nasional serta pelaksanaannya, dan penetapan standar materi pelajaran pokok. Kesemuanya ini merupakan wujud kemajuan dalam bidang pendidikan. Adanya Undang-Undang  Sistem  Pendidikan  Nasional tersebut tidak berarti pelaksanaan atau penyelenggaraan pendidikan telah berjalan tanpa rintangan atau tantangan. Kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan telah meningkatkan kebutuhan masyarakat.gkin sesuai dengan kapasitasnya.
Pelaksanaan kurikulum pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah  umum diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Namun tidak semua tujuan ini dapat dicapai dengan baik, khususnya untuk program pengajaran matematika.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para pendidik disamping harus menguasai bahan atau  materi ajar, tentu perlu pula mengetahui bagaimana cara materi ajar itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik peserta didik yang menerima materi ajar tersebut.
Kegagalan pendidik dalam menyampaikan materi ajar bukan selalu karena ia tidak menguasai materi ajar tersebut, tetapi karena ia tidak tahu bagaimana cara menyampaikan materi tersebut dengan baik dan tepat sehingga peserta didik dapat belajar dengan menyenangkan.
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan seorang guru atau instruktur.Selain itu metode pembelajaran juga diartikan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok/klasikan, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa secara baik
Adapun tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus-menerus manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat. Oleh karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan  dibiasakan
berpikir secara mandiri.
Namun kendala siswa dalam pembelajaran matematika muncul dari berbagai  faktor antara lain sebagian besar siswa menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling menakutkan dan dihindari karena dianggap sulit dibanding mata pelajaran lainnya. Sehingga, ketika menghadapi soal matematika siswa sering menyerah dan akhirnya mencontek dengan berbagai cara. Kendala lainnya terdapat pada guru ketika memberikan latihan pada siswa ada guru yang hanya memberi latihan tanpa memberikan pengarahan
Salah satu  metode  pembelajaran yang mengutamakan pemecahan masalah adalah  metode  problem solving. Metode problem solving dapat mendidik siswa percaya diri sendiri dan tidak putus asa ketika menerima soal matematika dan bersama-bersama memecahkan masalah bersama guru
 Sebuah penelitian yang berkenaan dengan problem solving pernah dilakukan oleh Sri wahyuni yang menunjukkan bahwa Hasil penelitiannya terdapat pengaruh yang  signifikan metode problem solving terhadap kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran matetatika siswa kelas X SMA Negeri 4 Lubuklinggau.  Pada pertemuan pertama, Sebelum memulai pembelajaran peneliti terlebih dahulu melakukan perkenalan kepada siswa setelah itu menginformasikan langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran  problem solving
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai lalu membagi siswa kedalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa dan pembagian kelompoknya berdasarkan kemampuan kognitif siswa yaitu siswa yang berkemampuan tinggi dipasangkan dengan siswa yang berkemampuan rendah dan siswa yang berkemampuan sedang dipasangkan dengan siswa yang berkemampuan sedang. Hal ini dilakukan agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal. Kemudian  guru juga memberikan penjelasan bahwa dua kali untuk pertemuan berikutnya tetap pada kelompok yang sudah ditentukan.
 Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “pengaruh penerapan metode problem solving terhadap hasil belajar matematika kelas VIII smp.”

1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar  belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
Apakah ada pengaruh penerapan metode problem solving dalam belajar matematika?
 Batasan Masalah
Agar tidak terjadinya penyimpangan dalam penelitian ini maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :
 Penelitian ini menggunakan metode problem solving
 Materi yang diajarkan adalah Relasi dan Fungsi.
 Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VIII SMP

 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam
penelitian ini adalah:
1.  Untuk mengetahui penerapan metode  problem solving  pada siswa kelas VIII Smp.
2.  Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VIII  Smp pada materi fungsi dan relasi.
3.  Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh  metode  problem solving
terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Smp  pada materi fungsi dan relasi
4.  Untuk mengetahui besarnya pengaruh  metode  problem solving  terhadap hasil
belajar siswa kelas VIII Smp pada materi fungsi dan relasi

 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1.Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa agar lebih giat dalam belajar aktif  dan berfikir kreatif dalam menyelesaikan soal-soal matematika secara mandiri  dan sungguh-sungguh.
2. Bagi guru, sebagai bahan informasi atau masukan bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan  berbagai cara dalam menyelesaikan  permasalahan yang dihadapi.
Bagi sekolah, penelitian ini diambil sebagai masukan untuk meningkatkan mutu dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi peneliti, dapat menjadi pengalaman baru serta dapat menambah wawasan  yang akan digunakan  pada jenjang pendidikan selanjutnya serta menjadi pendewasaan diri sebagai calon guru.
1.6 Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha: Ada pengaruh metode problem solving terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII Smp. Pada materi fungsi dan relasi
H0: Tidak ada pengaruh metode problem solving terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII Smp pada materi fungsi dan relasi








2.tinjauan pustaka
2.1  Pengertian Belajar
Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk ahli psikologi pendidikan. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubhan-perubahn tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Menurut Djamarah (2010:10) Belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalman dan latihan. Sedangkan menurut Mudjiono (2006:295) Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku, dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar.
 Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan yang komplek yang berlangsung seumur hidup, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
 ciri ciri belajar mengajar
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu, yang menurut Edi suardi dalam (Djamarah, 2010:39) sebagai berikut :
1. Belajar mengajar memiliki tujuan yakni, untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2. Ada suatu prosedur (Jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.
4. Ditandai dengan aktifitas anak didik
5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
6. Dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan disiplin.
7.Ada batas waktu.
8.Evaluasi.


 pengertian matematika
Menurut sudjono mengemukakan matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang esak terorganisasi secara sistematik, selain itu matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logika dan masalah yang berhubungan dengan bilangan.  Menurut  Aristoteles mempunyai pendapat yang lain, ia memandang matematika sebagai salah satu dari tiga dasar yang membagi ilmu pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan fisik, matematika dan teologi. Matematika didasarkan atas kenyataan yang dialami yaitu pengetahuan yang diperoleh dari eksperimen, observasi, dan abstrak.
Berdasarkan dari beberapa pendapat disimpulkan bahwa matematika adalah salah satu ilmu yang berhubungan dengan pemikiran logis, bentuk, untuk memecahkan permasalahan

 pengertian metode
menurut mulyatiningsih (2013:24) metode merupakan suatu cara atau prosedur yang dilakukan ntuk mengumpulkan data.Alat pengumpulan data berarti instumen atau perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Menurut Djamarah (2010) metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.

 metode problem solving
Menurut Mulyatiningsih (2013:237) metode problem solving sangat potensi untuk melatih peserta didik berpikir kretif dalam menghadapi berbagai masalah baik itu masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.


 langkah langkah pembelajaran problem solving
Langkah-langkah  metode  Problem Solving, yaitu: 
a)  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
b) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok sesuai banyaknya siswa. 
c) Guru memberikan masalah yang akan  dipecahkan oleh siswa dengan membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS). 
d) Siswa memahami dan mengidentifikasi masalah dengan mencari data atau keterangan dari buku-buku, dan bertanya dengan teman-teman kelompoknya. 
e) Siswa bekerjasama menghubungkan setiap  data yang diperoleh dan merancang rencana penyelesaian.
 f)  Siswa melakukan rencana penyelesaian dengan mencoba beberapa cara untuk memecahkan masalah serta menilai dan membuat suatu pilihan.

 kelebihan dan kekurangan metode problem solving
menurut sri wahyuni (2015) kelebihan problem solving adalah merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh sehingga siswa dapat mengimplementasikan kemampuan pemecahan masalah pada dunia nyata.sedangkan kekurangan problem solving adalah dalam pembelajaran metode  problem solving  susahnya pemilihan masalah yang harus diterapkan karna seorang guru harus memahami karakter, kemampuan kognitif dan keterampilan siswa untuk menyelesaikan
soal pemecahan masalah selain itu metode  problem solving  juga memerlukan waktu yang lama.

 langkah langkah metode problem solving pada materi relasi dan fungsi
1. Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi.
2. Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok.
3. Mensosialisasikan kepada siswa tentang metode pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa dapat mengenal dan memahaminya.
4.Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
5. Siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan soal bersama kelompoknya.
6. Guru memantau setiap kerja dari kelompok.
7. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, lembar jawaban dikumpul untuk dinilai.

 relasi dan fungsi
1. Pengertian relasi
Relasi adalah hubungan antara dua himpunan, misalnya himpunan A dan himpunan B adalah suatu aturan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka syarat-syarat adanya suatu relasi adalah :
a. Adanya dua himpunan yang tidak kosong.
b. Adanya aturan yang menghubungkan anggota-anggota domain dengan anggota-anggota kodomain yang disebut dengan rumus relasi.
2. Menyatakan relasi
Relasi antara dua himpunan yang ditentukan dapat dinyatakan dengan cara-cara berikut:
 Diagram panah
 Diagram pasangan terurut
 Diagram cartesius
3.Fungsi
a. Pengertian fungsi / pemetaan
Fungsi atau pemetaan adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B.
Contoh
1.Nyatakan diagram-diagram panah berikut, apakah pemetaan atau bukan?
       A         B           A         B            A              B        


   


          ( i )         ( ii )         ( iii )


Jawab
 Gambar (i) bukan pemetaan, karena ada anggota A yaitu b memiliki lebih dari satu pasangan di B
 Gambar (ii) adalah pemetaan, karena masing-maisng anggota A memiliki tepat satu pasangan di B
 Gambar (iii) bukan pemetaan, karena ada anggota A yaitu b yang tidak memiliki pasangan di B.

2.8pengertian hasil belajar
Menurut mayang (2014) Dalam pandangan behavioristik, belajar merupakan  sebuah perilaku membuat hubungan antara stimulus dan respons, kemudian memperkuatnya. Stimulus dan respons dapat  diperkuat dengan menghubungkannya secara berulang-ulang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar dan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Para behavioris meyakini bahwa hasil belajar akan lebih baik dikuasai kalau dihafal secara berulang-ulang.

3.metodologi penelitian
3.1 metode penelitian
Menurut mulyatiningsih (2013) penelitian adalah sebuah cara untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan ilmiah.semuah penelitian membutuhkan data,oleh sebab itu syarat minimal untuk dapat dikategorikan kedalam penelitian minimal harus ada:
a.Siapa sasaran (orang atau benda)yang au diambil datanya
b.Bagaimana cara mengambil datanya
c.Bagaimana cara mengolah dan mnginterpretasikan data hasil penelitian agar dapat disimpulkan.

3.2 variabel penelitian
 Variabel adalah sebuah karakteristik yang terdapat pada individu atau benda yang menunjukan adanya perbedaan (variasi)nilai atau kondisi yang dimiliki (mulyatiningsih,2013:2) .Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu sebagai berikut :
1. Variabel bebas(independent)
 Variabel bebas adalah variabel yang oleh penelitian diperkirakan menjadi penyebab munculnya / berubahnya Variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran problem solving..
2. Variabel terikat (dependent)
 Variabel terikat adalah Variabel yang terjadi / muncul / berubah karena mendapat pengaruh yang disebabkan oleh Variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika

3.3 populasi dan sampel penelitian
3.3.1 populasi
 Populasi adalah sekumpulan orang,hewan,tumbuhan atau benda yang mempunyai karakteristik terntentu yang akan diteliti. (mulyatiningsih,2013:9)
3.3.1 sampel
Sampel adalah cuplikan atau bagian dari populasi.Cara pengambilan sampel merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian terutama bila peneliti,menghendaki hasil penelitiannya berlaku untuk semua   populasi.(mulyatiningsih,2013:10).

3.4 tehnik pengumpulan data
 Tehnik pengumpulan data yang akan dipakai dalam penelitian adalah metode tes.metode tes ini merupakan metode pengumpulan data penelitian yang berfungsi untu mengukur kemampuan seseorang.tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan yang memiliki respon/jawaban benar atau salah.(mulyatiningsih,2013:25).


3.4 uji coba instrumen
3.4.1 Pengujian Reliabilitas Tes
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability,  dalam bahasa inggris berasal dari kata reliable yang artinya dapat di percaya (Arikunto, 2010:59) Untuk menguji reliabililtas instrument di gunakan rumus Alpha, yaitu :         (Arikunto, 2010:109)
Dengan           (Arikunto, 2010:110)

Keterangan :
  : Realibilitas yang dicari
n : Banyak butir soal
  : Jumlah varians skor tiap-tiap item
  : Varians total
 Kreteria jika   > rtabel, maka butir soal dikatakan reliable dengan taraf signifikasi ∞  5% dan dk = N – 1

3.4.2 Pengujian Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah suatu butir soal yang didefinisikan sebagai proposi atau persentase subjek yang menjawab butir tes tertentu dengan benar (Rasyid, 2011:239). Untuk menentukan tingkat kesukaran soal maka ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
p_i=(∑▒x_i )/(〖Sm〗_i N)  (Rasyid, 2011:241)


Keterangan :
p_i      ∶ Tingkat kesukaran butir i atau proporsi menjawab benar butir i
∑▒x_i   ∶ Jumlah skor butir i yang dijawab oleh testee
〖Sm〗_i  ∶ Skor maksimum
N      : Jumlah testee     
Kreteria yang digunakan untuk menentukan jenis tingkat kesukaran butir soal adalah
Tabel I
Kreteria Indeks Taraf Kesukaran
P (Proporsi) Indeks Kesukaran
0,00 < P ≤ 0,30
0,30 < P  ≤ 0,70
0,70 < P  ≤ 1,00 Sukar
Sedang
Mudah
Sumber : (Arikunto, 2009:210)

3.4.3 Pengujian Daya Pembeda
(Arikunto, 2009:211) Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk membedakan daya pembeda soal ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
D=(∑▒X_A )/(SmN_A )-(∑▒X_B )/(SmN_B )=PA-PB               (Rasyid, 2011:250)
Keterangan :
D       = Indeks daya pembeda butir soal
∑▒X_A    = Jumlah skor yang dijawab oleh tes kelompok atas
Sm     = Skor maksimum
N_A    = Jumlah peserta tes pada kelompok atas
∑▒X_B    = Jumlah skor yang dijawab oleh tes kelompok bawah
N_B    = Jumlah peserta tes pada kelompok bawah
P_A=(∑▒xi_A )/(SmN_A )=proporsi peserta kelas ata






Tabel 2
Klasifikasi Interprestasi  Daya Pembeda
D (Indeks Diskriminasi) Daya Beda
0,00 < D ≤ 0,20
0,20 < D ≤ 0,40
0,40 < D ≤ 0,70
0,70 < D ≤ 1,00 Jelek
Cukup
Baik
Baik Sekali
                                                       Sumber : (Arikunto, 2009:219)

 Teknik Analisis Data
 Uji Homogenitas
Langkah-langkah uji homogenitas yaitu :
 Menentukan hipotesis
H_0=σ_1^2=σ_2^2  (Varians homogenitas)

H_a=σ_1^2≠σ_2^2   (Varians tidak homogenitas)

 Menghitung F dengan rumus
F=(s_2^2)/(s_2^2 )  (Sudjana, 2005:249)

3.5.2  Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan kelas eksperimen, kelas kontrol dan kelas uji coba. Perhitungan dilakukan dari nilai harian.
Hipotesis yang digunakan adalah:
H_0=Data berdistribusi normal
H_1=Data tidak berdistribusi normal
Adapun rumus yang digunakan adalah rumus Chi-Kuadrat yaitu :
x^2=∑_(i=1)^k▒(o_i-E_i )^2/E_i   (Sudjana, 2005:273)


Keterangan :
x^2=Harga hasil pengamatan
o_i=Frekuensi hasil pengamatan
E_i=Frekuensi harapan

Kriteria pengujiannya normalitas jika 〖x^2〗_hitung<〖x^2〗_(tabel )maka data terdistribusi normal.

 Uji Hipotesis
Untuk menguji bahwa apakah ada perbandingan hasil belajar dengan menggunakan metode problem solving dengan metode drill. Setelah data terkumpul semua data tersebut akan diolah sebagai hasil penelitian dari pengolahan data tersebut nantinya dapat diambil suatu kesimpulan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.
Digunakan langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah I : Mencari nilai rata-rata (mean) data kelompok
x ̅=(∑▒x_i )/n
Keterangan:
x ̅ : Rata-rata hitung dari hasil tes
∑▒x_i  : Jumlah nilai tes siswa
n : Jumlah siswa
 (Sujana, 2005:67)
Langkah II : Menghitung simpangan baku
S^2=(n∑▒〖f_i x_1^2-(∑▒〖f_i x_i 〗)^2 〗)/n(n-1)
Keterangan:
S^2 : Varians
f_i : Frekuensi ke-i
x_i : Nilai tengah ke-i
n∶∑▒f_i   (Sudjana, 2005:95)
Langkah III : Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, peneliti menggunakan statistik dengan uji-t, adapun rumus hipotesisnya adalah sebagai berikut :

    (Sujana, 2005:241)

Dimana:
t/   : t hitung
  : Nilai rata-rata kelas ke-1
  : Nalai rata-rata kelas ke-2
n_1 : Jumlah siswa kelas ke-1
n_2    : Jumlah siswakelas ke-2
S_1 : Simpangan baku dan nilai kelas ke-1
S_2 : Simpangan baku dan nilai kelas ke-2

Dengan kreteria penolakan H_o yaitu : t^'≥(w_2 t_2+w_2 w_2)/(w_2+w_2 )  (Sudjana, 2005:243)
Dalam penelitian ini penulis mengemukakan hipotesis yaitu :
 H_0:μ_1=μ_2 : Tidak ada perbandingan antara hasil belajar siswa yang  
                                   diberi metode problem solving dengan metode drill di
                              kelas VIII SMP Negeri 1 Jarai Tahun Pelajaran 2014/2015.
 H_0:μ_1≠μ_2  : Ada perbandingan antara hasil belajar siswa yang diberi
                            metode problem solving dengan metode drill di kelas 
                            VIII SMP Negeri 1 Jarai Tahun Pelajaran 2014/2015.





Adapun penerimaan atau penolakan H_0 untuk lebih jelas dapat dilihat dari kurva normal berikut :






 
Uji Dua Belah Pihak



(Sudjana, 2005:224)












Tidak ada komentar:

Posting Komentar