BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 latar
belakang
Sebuah
bidang difikirkan sebagai suatu himpunan titik berderet dan berjajar secara
rapat dan tak terbatas, tetapi tidak
memiliki ketebalan. Permukaan sebuah meja, atau permukaan selembar kertas putih
polos, yang dibentang ke segala arah tak terbatas, dapat difikirkan sebagai
model fisik sebuah bidang. Sebuah bidang direpresentasikan dengan,gambar sebuah
jajargenjang, dan nama sebuah bidang dapat menggunakan sebuah huruf kapital
atau huruf Yunani.(Karso,2010)
Dalam
geometri bidang atau geometri dimensi-2 perhatian kita pada dua dimensi, yaitu
dimensi-1 dan dimensi-2. Ketika kita mempelajarinya, imajinasi kita pada
selembar kertas tipis yang terhampar tak terbatas. Dalam geometri bidang,
setiap objek geometri terdapat pada sebuah bidang. Sedangkan dalam geometri
ruang atau geometri dimensi-3 imajinasi kita tidak hanya pada selembar kertas
tersebut, namun juga ruang yang terbuka
tak terbatas. Dalam geometri ruang, setiap objek geometri terdapat dalam
suatu bidang atau lebih, dan dalam
sebuang ruang. Alam yang luasnya tak-berhingga, tempat kita hidup, merupakan
ruang yang dimaksud. Ruangan yang Anda tempati untuk mengikuti kuliah merupakan
ruang yang terbatas.(murdanu,2009)
1.2 Adapun
yang menjadi masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. apa
pengertian bidang,dua bidang sejajar,dan
bidang berpotongan
2. bagaimana
kedudukan dua buah bidang
3. bagaimana
jarak bidang sejajar
4. bagaimana
contoh bidang sejajar dan berpotongan
1.3 Adapun
tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. untuk
mengetahui pengertian bidang,dua bidang sejajar dan bidang berpotongan
2. untuk
mengetahui kedudukan dua buah bidang
3. untuk
mengetahui contoh bidang sejajar dan berpotongan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian bidang, bidang sejajar ,dan bidang berpotongan
1.
Pengertian bidang
Bidang adalah himpunan garis-garis yag
anggotanya terdiri dari lebih dari satu buah garis.
Bidang mempunyai
ukuran panjang dan lebar serta diberi nama dengan menyebutkan titik-titik sudut
dari bidang tersebut atau memakai huruf dan
seterusnya. Pada gambar dibawah ini
diperlihatkan dua buah bidang yaitu bidang dan
ABCD .
Gambar 1
(Mafia,2013)
2.
Dua bidang sejajar
Dua bidang dikatakan sejajar, jika
kedua bidang tersebut tidak mempunyai
satupun itik persekutuan, seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.Dua Bidang Sejajar
3. Dua
bidang berpotongan
Dua bidang di katakan
berpotongan,jika kedua bidang tersebut mempunyai sebuah garis persekutuan
seperti gambar di bawah ini
Gambar 3.Bidang Berpotongan
{mafia,2014)
2.2 Kedudukan dua buah
bidang
Jika
ada dua buah bidang, maka kejadian yang dapat terjadi, yaitu: kedua bidang
tersebut berpotongan
atau kedua bidang tersebut saling sejajar.
Dua buah bidang dan dikatakan berpotongan, jika keduanya bersekutu
tepat pada
sebuah garis. Garis persekutuan
tersebut dinamakan garis potong antara bidang dan
bidang ; dilambangkan dengan garis ( , ). Perhatikan Gambar 1 !
Dengan demikian garis ( , ) merupakan himpunan semua titik yang terletak
pada
bidang
dan juga pada bidang .
Dua buah bidang, dan , dikatakan sejajar, jika keduanya tidak
bersekutu pada satu
titik pun. Perhatikan
Gambar 2 !
Gambar 4.Kedudukan Dua Buah Bidang
(karso,2010:78)
2.3 jarak dua bidang
sejajar
Dua
bidang yang saling berpotongan mempunyai jarak 0. Jadi, jarak
antara
dua bidang hanya dapat dicari jika keduanya sejajar.
Langkah-langkah
untuk menentukan dua bidang yang sejajar U dan V:
1) Bangun
garis m, 𝑚
⊥ , 𝑚 ⊥
.
2) Misalkan D
adalah titik tembus garis m pada bidang
U, E titik tembus
garis m pada bidang V.
3) Jarak
antara bidang U dan V adalah panjang ruas garis DE.
Contoh:
Kubus ABCD.EFGH mempunyai rusuk yang
panjangnya 4 cm.
Lukiskan dan
hitunglah
jarak AFH dan BDG.
Pembahasan:
a. Jarak bidang AFH dan BDG
Penyelesaian:
1) Lukis bidang AFH dan BDG. Garis CE ⊥ AFH, CE ⊥ BDG.
2) Misalkan CE menembus AFH di T1 dan menembus
BDG di T2. Jarak
AFH
ke BDG = T1T2.
Jarak antara
bidang U
dan bidang V yang saling sejajar satu sama lain adalah
panjang ruas .garis DE, dimana D
adalah sebuah titik sebarang pada bidang
U dan E
merupakan proyeksinya pada bidang V.
Gambar
5.Jarak Antara Dua Bidang
Langkah-langkah untuk menentukan dua
bidang yang sejajar U dan V:
(1) Bangun garis m, 𝑚 ⊥ , 𝑚 ⊥
.
(2) Misalkan
D adalah titik tembus garis m pada
bidang U, E titik tembus
garis
m pada bidang V.
(3) Jarak antara bidang U dan V adalah panjang
ruas garis DE.
Contoh:
Kubus ABCD.EFGH mempunyai rusuk yang
panjangnya 4 cm.
Lukiskan dan
hitunglah
jarak AFH dan BDG.
Pembahasan:
Jarak bidang AFH dan BDG
Penyelesaian:
1) Lukis bidang AFH dan BDG. Garis CE ⊥ AFH, CE ⊥ BDG.
2) Misalkan CE menembus AFH di T1 dan menembus
BDG di T2. Jarak
AFH
ke BDG = T1T2.
3) Perhatikan
∆ EPT1 dan ∆ CAT1.
4) Perhatikan
∆ EPT1 dan ∆ CAT1. (Sd
S Sd) sehingga
Akibatnya, ET1
5)
Perhatikan ∆ EPT1 dan ∆ CAT1. ∆ EPT1 ≅ ∆ CAT1
(Sd S Sd) sehingga
Jadi, jarak bidang AFH dan BDG =
(http;wordpress.com)
2.4
contoh soal bidangsejajar dan berpotongan
Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada gambar
di bawah ini.
a. Sebutkan
tiga pasang bidang yang sejajar.
b. Sebutkan
dua pasang bidang yang berpotongan.
Penyelesaian;
a. Bidang
ABCD sejajar dengan bidang EFGH,bidang ABFE sejajar dengan ,bidang CDHG,dan
BCGF sejajar dengan bidang ADHE.
b. Bidang
ABGH berpotongan dengan bidang CDEF dan bidang BCHE
berpotongan dengan bidang ADGF.
BAB
III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Bidang terdapat di sebuah bangun ruang
yang memiliki garis untuk membentuk bidang. Sebuah bidang
ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik titik terletak di luar garis sebuah
bidang ditentukan oleh dua buah garis berpotongan.Konsep bidang akan di pahami jika sudah memahami
konsep garis . Konsep garis juga akan dipahami jika juga memahami konsep titik
jadi konsep-konsep ini sangat berpengaruh dalam membuat ruang.
3.2 Saran
Dalam menentukan
sebuah bidang kita harus mengetahui terlebih dahulu titik dan jaraknya.jarak
tersebut di batasi sebuah garis.
DAFTAR PUSTAKA
Karso.dkk.2010.Materi kurikuler matematika Sma.jakarta:universitas
terbuka
Mafia.2013.PengertianBidang
http;//www.mafia.mafiaol.cpm
murdanu.staf.uny.ac.id
mafia.2014.kedudukan-dua-buah-bidang.html
H.karso,dkk,materi kurikuler
matematika SMA,2010,Hal.78
diakses 15.mei 2016.jam 08.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar